picture was taken at Dedaunan Cafe, Kebun Raya Bogor

Selasa, 19 Februari 2008

Hatiku......

(ditulis pada 20 Februari 2008 Pkl. 08:55)

Denyutnya semakin terasa...

Denyut yang menandakan pembunuhan akan sebuah perasaan suci yang tidak berdosa. Yang telah kukhianati....


Maafkan aku, hatiku. Aku telah menorehkan pisau sangat dalam kepadamu...

Ampuni aku, hatiku.....

Aku tak berdaya, hatiku... bukannya aku menginginkan kehancuranmu..

Maafkan aku...


Aku telah membayar semua kesalahanku, hatiku....

Maukah engkau sembuh, hatiku?...

Aku sudah cukup tersiksa....


Apakah yang kau inginkan, hatiku...

Jangan kau berharap cinta tulus itu akan bersemi kembali dalam hidup kita....


Arrggghhhh....

Mengapa kau menusukku kembali, hatiku.....

Hentikanlah.....

Sakit sekali....

Aku sampai tidak dapat bernafas sesaat, hatiku...

Kukira aku tidak akan kembali ke kesadaran.....


Maafkan aku, hatiku.....

Terimalah permohonan maafku yang tulus ini...


Aaarrrrggggghhhhhh.....

Jangan lagi.........

Ampun, hatiku.....

Ampuni aku.....

Ampun.......

2 komentar:

infi mengatakan...

Panjita..
U can do it!
I know u can!
I know u can!
I know u can!
Jangan menyerah pada kemunafikan ya!
Maaf kalo apa yang gw lakukan ke lu ga sesuai harapan lu..
Maaf..
Maaf..
Maaf..
^-^

Rizal Affif mengatakan...

Hati tidak menyakitimu, dan kamu tidak menyakiti hati. Hati hanya berkata jujur. Jika kau sakit, ia akan menjerit perih padamu, dan jika kau berbahagia, ia akan menyanyikan sukacita padamu. Kau mungkin bisa mencoba berbohong, kau mungkin bisa membohongi orang lain. Tapi hati selalu jujur, dan ia tak bisa kau bohongi.

Berdamailah dengan hatimu, Brother. Seperti aku selalu mendengar suaranya, dan tak pernah lagi mencoba membungkamnya bicara.