picture was taken at Dedaunan Cafe, Kebun Raya Bogor

Sabtu, 09 Februari 2008

diary 080208

Diary 080208 :
‘1st day of the year of rat (my year)’
Ditulis pada 8 Februari 2008 Pkl. 23:59:59

Aslm,
Wuuiiih hari ini... benar-benar dweeech...
Saya sudah bangun dari jam empat pagi lalu melakukan kegiatan rutin untuk bersiap pergi pada jam lima. Hari ini saya memiliki janji dengan Ibu Dewi Kusumo Wardhani (guru pembina KPA 3 dan SSR 3) di SMAN 3 pada pukul 06:30. Saya tidak paham mengenai denah SMA 3, jadi saya boyonglah sang alumni, yaitu ‘rizal.affif(at)yahoo.com’ hehehehe...
Sebelum ke SMAN 3, saya menjemput Rizal terlebih dahulu ke rumahnya. Dalam shubuh yang gelap dan dingin saya menelusuri perjalanan Bandung-Jatinangor. Hari ini tampak lumayan sepi dikarenakan banyak kantor dan sekolah yang meliburkan diri karena mencanangkan hari ini sebagai hari ‘kejepit’ nasional. Karena jalan yang lumayan sepi ini saya dapat mencapai rumah Rizal dengan cukup cepat. Setelah itu berangkatlah kami menuju SMAN 3 Bandung.
Sesampainya di SMAN 3, kami langsung berjalan menuju ruang guru dan lumayan kaget karena tidak tampak kehadiran Bu Dewi di dalamnya. Lalu kamipun sepakat untuk duduk di lorong kelas (agak sedikit jauh dari ruang guru). Setelah itu saya mencoba untuk menelpon Bu Dewi sampai berkali-kali namun beliau tidak mengangkatnya. Saya mencoba sms tidak dibalasnya. Saya mulai khawatir padahal sekarang sudah lewat setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Ternyata setelah beberapa lama, ada seseorang berjalan keluar dari ruang guru melewati lorong kelas tempat kami sedang duduk dan Rizal sedikit berteriak kepada saya mengatakan “tuh bu Dewi!!”, lalu kami pun menghampiri beliau dan memperkenalkan diri (kalau Rizal dan Bu Dewi si udah saling kenal banget cie ciieee...hehehehe). Bu Dewi lalu berkata, “lho kok kalian gak nyamperin ke ruang guru? Saya sudah menunggu dari tadi.” Duuueeeennkk!!! Lalu saya menjawab, “ iya, tadi saya sudah ke ruang guru tapi Bu Dewi blum datang, lalu saya telpon ibu tapi tidak diangkat (sambil senyum-senyum gak jelas...biasa lah).”, lalu Bu Dewi menjawab, “oooooh HP ibu di silent jadi ibu gak denger...” DUUUEEEEENNKKK!!!!!! Lalu sayapun mengalihkan pembicaraan ke hal yang lebih bermakna, yaitu mewawancarai beliau untuk data awal skripsi saya, seperti yang menjadi tujuan utama saya. Saya dan Bu Dewi pun berbincang asik dengan mesranya, sambil cubit-cubitan (boong deng.. hehe.. maaph ya Bu Dewi..). Setelah saya mendapatkan yang diinginkan, saya langsung pamit untuk pergi (dasar ya laki-laki..hehe), karena juga Rizal sudah kelaparan sampe hampir mati rasanya. Lalu kamipun melaju menuju Bubur Mang H. Oyo.. ngeeeeeeeeeeng...................................................
Setelah sampai di Bubur Mang Oyo kamipun langsung memesan dan melahap habis semua yang ada di piring.. hohohohohohoho... lapaaaaaaaaaarrrrrrrr.... setelah itu kami ke Togamas untuk mencari buku “Daniel Goleman’s Working With Emotional Intelligence”, namun tidak ada. Lalu kami ke Gramedia, namun tidak ada pula. Lalu kami Sholat Jumat terlebih dahulu. Setelah itu langsuuuung tancaaaaaap ke PALASARI (surga pembeli buku, bukan bagi pembaca hehehehehe). Kami mengudek-ngudek semua toko yang ada sampe diberantakin, diberesin lagi, ditubalikin, diberdiriin lagi, diguling-guling (duh lebayy yaaaa), pokoknya intinya mah ternyata NGGAK DAPET JUGAAAAAA!!!!!!! Sudahlah nyerah wae... lalu kembalilah kami ke Jatinangor, dimana perjalanannya ternyata akan sangat ‘spesial’.
Di sekitaran Soekarno Hatta (di dekat Gading Regency, tempat kediaman sahabat saya Rizky) saya dan Rizal mengalami sedikit musibah. Motor yang saya kendarai tergelincir pasir yang berserakan di jalan sewaktu berusaha mengerem karena ada angkot yang berhenti tiba-tiba di depan kami sehingga motor terseret, otomatis orang pun ikut ter-’gesrek’ sssrrreeeeeeeeeeeeeeekkkk....... sesadarnya, saya langsung memikirkan satu hal “waaaaa note book nya Ijal gimanaaaa?”, ternyata Rizal sudah bergaya manuver yang bertujuan untuk menyelamatkan note book. Rizal jatuh dengan berusaha telungkup sehingga tas punggungya tidak terbentur. Okeh juga tu Rizal, “Good response!!!!”. Sedangkan kaki saya tertindih motor. Lalu saya merintih berbicara pada Ijal, “Jal, tolong angkat donk.” Lalu Rizal memegang tangan saya dan menarik saya. Lalu saya segera dengan cepat mengatakan “aduh duh... motornya, jal, maksudnya”. Lalu Rizal sedikit tertawa dan mengatakan “ooooh motornya...iya iya” heheheheheh... seberdirinya, kami secara spontan langsung memeriksa luka yang ada di tubuh kami. “Lukanya lumayan juga yaaaaaa”, pikir saya. Lalu saya mampir sebentar ke bengkel untuk menyetel spion motor, setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan ke Jatinangor.
Sesampainya di kosan, kami langsung mengobati luka masing-masing. Namun ada bagian luka saya yang dalam penanganannya harus dibantu Rizal karena tempatnya yang sulit dijangkau. Setelah sesi pengobatan tersebut, kami jadi paham bagian mana saja yang mengalami luka. Cukup mengerikan memang melihat dengkul Rizal yang bengkak dan luka gesrekan yang besar pada tangan saya hehehehehe.. lalu kamipun mulai konyol, kami memfoto-foto luka yang ada hahahahaha... ya begitulah... lalu setelah itu Rizal mengerjakan skripsinya sedikit di note book nya dan saya mencoba menyusun kerangka berpikir untuk skripsi saya. Sore harinya Rizal mengeluh lapar lagi, namun kita masi blum makan. Selepas Maghrib, Rizal mulai merasakan perasaan lapar yang mendekati kematian lagi, yaang membuat saya was-was dan segera berberes-beres untuk segera pergi makan sekalian Rizal akan pulang ke Bandung. Kami lalu makan di Madu Mekar, Rizal sate kambing dan saya tongseng kambing.
Seselesainya makan, saya (yang tadinya mau mentraktir sebagai permohonan maaf pada Rizal) baru menyadari bahwa duit saya ketinggalan di kamar kosan... DDUUUUUUEEEEEENKKKKK!!!!!!!!!! Haduuuh... hari iniiiii, hari iniiii...... ya begitulah...
JREEENG!!!! (Ending Music played by Rizky on guitar).

Tidak ada komentar: